Baru-baru ini, Jennie BLACKPINK melakukan wawancara eksklusif bersama Dua Lipa dalam acara podcast “Dua Lipa: At Your Service”. Di kesempatan itu, Jennie BLACKPINK blak-blakan menjelaskan tentang dirinya. Tampaknya, hal itu mengenai Jennie yang terus menerus mendapatkan hujatan dari netizen dan menyebutkan sebagai idol yang pemalas.
Di balik sikapnya yang dinilia pemalas dan tak menghargai fans, Jennie ternyata mengalami kesulitan. Bahkan, kesulitan itu membuat dirinya semakin terpuruk dan tak bisa mengendalikan dirinya. Berdasarkan pengakuannya, Jennie tampaknya akan melakukan apa pun yang akan membuatnya bahagia di masa depannya, meskipun itu mungkin tidak akan membahagiakan fans dan netizen. Apalagi ketika Jennie memutuskan tak lagi menjadi idol dan memilih keluar dari YG Entertainment dan BLACKPINK.
Apakah Jennie salah langkah awalnya? Ini cerita lengkap Jennie BLACKPINK!
Melakukan apa yang awalnya tidak disukai
Bagi fans (BLINK) mungkin sudah tahu awal mula Jennie mengambil posisi rapper. Yup, itu dikarenakan bahasa Inggris-nya yang lancar. Ternyata, untuk menjadi rapper Jennie tak begitu menyukainya sejak awal, namun mau melakukannya. Meski terbukti bisa menjadi rapper terkenal, ternyata itu tidak membuat Jennie bahagia, tampaknya ada kesan ‘terpaksa’. Namun, ada hal baru yang bisa ditemukan Jennie dalam prosesnya.
“Mempelajari sesuatu yang tidak Anda kuasai, membantu Anda menemukan genre utama Anda dalam hal tarian dan vokal. Saya harus mengatakan hanya mencoba segala macam hal telah menunjuk untuk menjadi siapa saya,” kata Jennie acara podcast “Dua Lipa: At Your Service” dikutip melalui Variety.
“Saya tidak pernah benar-benar mengatakan ini di mana pun, tetapi saya ingin. Itu ada hubungannya dengan saya nge-rap. Jadi, seperti yang Anda katakan, saya mendapatkan ide untuk rap karena bahasa yang saya gunakan dan begitulah cara saya memulai. Kembali ketika saya masih menjadi trainee, saya pikir inilah saya, apa yang seharusnya saya lakukan,” tambahnya.
Tak sempat mengeksplorasi banyak hal selama trainee
Jennie BLACKPINK menjadi trainee YG Entertainment selama enam tahun. Sayangnya, selama enam tahun itu Jennie tak bisa mengeksplorasi bakat apa yang membuatnya nyaman untuk ditampilkan.
“Saya sangat menyukainya dan pada saat kami debut, di kepala saya, saya berpikir, saya adalah seorang rapper. Seperti, di kepalaku, aku akan pergi ke sana dan nge-rap. Tapi bagian yang aneh adalah, seperti yang kamu katakan sebelumnya tentang menemukan identitasmu sebagai trainee juga, kami menyukai enam lagu di mana aku akan melakukan rap seperti rap serius. Dan di sepanjang jalan, saya agak bingung,” lanjut Jennie.
“Semakin saya bernyanyi dan bermusik, semakin saya menyadari bahwa ada sisi besar dalam diri saya yang saya suka nyanyikan. Hanya bermain dengan vokal saya, tapi sebenarnya saya tidak pernah benar-benar memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi itu sebagai trainee, karena saya diberitahu bahwa saya harus menjadi seorang rapper, lho. Jadi ada fase di mana saya tidak suka nge-rap. Saya seperti ini bukan saya, ini bukan Jennie yang saya bayangkan di kepala saya, saya rasa saya bukan seorang rapper. Jadi pasti ada musim kelelahan,” paparnya.
Kode ambil posisi rapper gara-gara disuruh
Di kesempatan yang sama, Jennie berkata bahwa dirinya debut menjadi rapper seolah-olah karena disuruh. Meski sempat menyangkal dan tak mau melakukannya, Jennie menyadari bahwa posisi yang disodorkan orang lain itu ternyata bagian dari dirinya. Hal itu berhasil ditemukan Jennie saat cuti dan mendengarkan musik.
“Ada saat di mana saya menyangkal diri sendiri karena gagasan bahwa saya tidak memilih jalan ini, yang dipilih orang lain untuk saya. Setelah mengambil cuti dari pekerjaan dan mendengarkan musik secara umum, dan kemudian saya benar-benar melihat kembali video yang saya tampilkan dan ketika saya melakukan live, untuk benar-benar melihat diri saya seperti menikmati rap di atas panggung dan saat itulah saya menerimanya fakta bahwa, itu adalah bagian dari diriku,” pungkasnya.
Berujung sulit mengatasi kondisi tubuhnya
Karena tidak melakukan apa yang disukai pada awal kariernya, Jennie semakin kesulitan mengendalikan tubuhnya. Mengendalikan tubuh dalam perkataan Jennie berhubungan dengan kesehatannya. Alhasil, Jennie terpaksa memaksakan dirinya demi menampilkan pertunjukan yang bagus. Tak peduli jika itu melukai dirinya.
“Saya akan terus-menerus melukai diri sendiri selama pertunjukan dan kehidupan dibandingkan dengan gadis-gadis lain. Itu hanya hal yang membuat stres dalam hidup saya. Saya seperti ‘ini dia, saya jatuh lagi. Saya tersandung lagi.’ Saya telah menyadari bahwa… meskipun saya memiliki hari-hari pelatihan yang lebih tentang… saya harus pandai menari bukan bagaimana saya menjaga diri saya tetap aman dan sehat saat saya melakukan ini,” ceritanya.
Sayangnya, ada beberapa momen dia menganggap dirinya mengecewakan penggemar. Apalagi, selama tur konser ini, Jennie terus menerus mendapat hujatan negatif atas penampilannya di atas panggung. Sebutan ‘lazy idol’ bahkan dijuluki kepada Jennie.
“Aku merasa telah mengecewakan penggemarku di beberapa titik dalam hidupku di mana sepertinya aku tidak memberikan yang terbaik. Tapi… aku belum punya waktu untuk mengatakan ini, tapi aku.. ..Aku tidak tahu bagaimana mengendalikan tubuhku dan menggunakan tubuhku sebagaimana mestinya,” imbuh Jennie.
Menjadi idol KPop membuat Jennie harus membatasi diri
Jennie merespons saat Dua Lipa bertanya tentang lagu BLACKPINK ‘Tally’. Lagu pertama grup yang menggunakan kata F dan membuatnya nangis di atas panggung. Mengenai hal itu, Jennie teringat ketika dirinya disuruh untuk melakukan hal-hal yang sesuai standar idol. Aturan idol membuat Jennie banyak kehilangan momen untuk menunjukkan siapa dirinya.
“Memulai karir saya di Korea sebagai artis K-pop telah membatasi begitu banyak sisi saya, di mana hal itu tidak boleh ditampilkan hanya karena saya adalah idola K-pop. Dan saya takut, saya pikir, juga untuk mengekspresikan diri. Dan seiring berkembangnya berbagai hal, seiring berjalannya waktu, saya dapat mengekspresikan diri saya dan orang-orang akan melihatnya sebagai melanggar batasan daripada ‘dia melakukan sesuatu yang tidak boleh dia lakukan’ dan dapat membuka babak baru bagi orang-orang yang memulai bisnis di Korea. Saat itulah saya menyadari bahwa saya ingin mendobrak lebih banyak batasan bagi orang-orang dalam budaya saya untuk memahami bahwa mengekspresikan diri Anda seperti yang Anda inginkan di sini seharusnya tidak menjadi standar. Seharusnya tidak ada alasan untuk menilai dan hanya melihatnya sebagai, ‘oh, begitulah cara orang itu mengekspresikan diri,” jelas Jennie.
Awal tahun ini, Blackpink memeriahkan Coachella dengan set yang menyertakan “Tally”. Itu adalah pengalaman emosional bagi Jennie. “Saya berada di bawah banyak tekanan, saya pikir ini adalah pertama kalinya saya menangis. Segera setelah saya keluar dari panggung, saya langsung menangis. Itu sangat emosional. Saya sangat bangga. Dan kerja keras yang kami lakukan dan perasaan luar biasa yang kami dapatkan dari penonton. Itu banyak sekali“.
Tertarik dengan dunia akting
Jennie memulai debut aktingnya melalui peran Dyanne di serial The Idol. Selama tampil, banyak kritikan yang dilontarkan netizen dan fans kepadanya. Salah satu yang disayangkan adalah ketika Jennie hanya muncul beberapa detik di setiap episode, padahal karakter Dyanne terlihat sangat kuat untuk pemeran utamanya.
Sejak debut akting, rasa penasaran Jennie semakin tinggi dan ingin menjelajahinya lebih jauh. Kemungkinan, Jennie akan aktif bermain peran jika nantinya memutuskan tidak menjadi idol.
“Akting jelas merupakan salah satu hal yang ingin saya jelajahi, tetapi ketika saya melakukan sesuatu, ketika saya memutuskan untuk melakukannya. pergi untuk itu, saya tahu saya harus melakukannya dengan benar. Dan pertama-tama, saya ingin bagian akting baru dalam hidup saya menjadi otentik, bukan hanya saya yang mencoba meraih setiap peluang yang datang kepada saya. Saya benar-benar bersabar dengan pekerjaan akting pertama saya. Yang berarti ketika saya menghabiskan waktu di LA tahun lalu, saya benar-benar harus bertemu Sam secara langsung dan saya berbicara dengannya. Dan dia berbicara kepada saya melalui peran yang dia inginkan untuk saya dan segalanya, itu benar-benar menyentuh hati saya,” jelas Jennie.
Semuanya terjadi dengan sangat cepat dan Jennie ditawari pekerjaan itu melalui media sosial oleh Levinson. “Itu terjadi begitu saja, tanpa mengantisipasi pekerjaan yang sebenarnya. Jadi rasanya benar-benar otentik dan nyata. Itu seperti menggerakkan saya, memberi saya keberanian untuk percaya bahwa ini adalah hal yang benar untuk dilakukan,”