Dispatch kembali membuat laporan yang sangat mengejutkan tentang aktris Kim Hieora. Kim Hieora dilaporkan sebagai salah satu artis Korea yang terlibat skandal bullying di masa lalu. Sederet bukti sebagai pelaku intimidasi dari teman kelas juga dibeberkan oleh disptach.
Sempat dibantah oleh Kim Hieora, mantan temannya langsung merilis bukti lain kepada Dispatch. Berikut kami rinci satu per satu buktinya.
1. Kim Hieora disebut Big Sangji karena menjadi ketua geng bully
Dalam laporan eksklusif Dispatch, kekerasan dan penindasan yang dilakukan Kim Hieora di masa lalu, tepatnya ketika duduk di sekolah menangah telah dirinci satu per satu. Penindasan dimulai ketika berada di berada di SMA Putri Sangji di distrik Wonju, Provinsi Gangwon.
Berawal dari siswa berinisial X yang mengangkat tangannya selama kelas berlangsung, lalu memintanya untuk pergi ke kamar mandi. Hal mengejutkannya, Kim Hieora memintanya pergi ke ruang kelas yang kosong dan mencuri barang-barang milik siswa-siswa yang menghadiri kelas P.E.
Siswa yang mengaku mencuri barang-barang itu mengaku saat itu berada di kelas 8. Dia melakukan tindakan itu karena disuruh Kim Hieora dengan alasan ingin membayar biaya rumah sakit ibunya. Namun hal itu sempat dibantah oleh Kim Hieora.
Namun, Dispatch tak berhenti di satu sumber saja. Dispatch menemukan bahwa Kim Hieora adalah ketua geng perisakan bernama Big Sangji. Big Sangji dikenal sebagai orang-orang yang memeras siswa baik fisik dan pelecehan verbal.
2. Ada 10 alumni SMA Putri Sangji sebagai sumber Dispatch untuk membuktikan Kim Hieora pelaku bullying
Dalam laporannya, Dispatch mengaku bahwa mereka telah menerima laporan pada Mei 2023 terkait kekerasan dan penindasan yang dilakukan Kim Hieora sewaktu SMA. Informan mengaku kepada Dispatch bahwa mereka tidak menduga bahwa pelaku bully terbesar di Sangji eksis di televisi.
Ada sebanyak 10 alumni SMA Putri Sangji yang ditemui Dispatch. Kesepuluh alumni itu menjelaskan bahwa Big Sangji adalah kelompok sekolah penganggu di SMA Putri Sangji. Metode utama intimidasi mereka adalah pemerasan. Mereka akan menggunakan uang yang mereka peroleh dari orang lain untuk hiburan pribadi.
“Ada kelompok bernama Big Sangji di sekolah. Mereka memeras uang dari orang lain dan memberikannya kepada anggota tertua kelompok tersebut. Jika Anda tidak punya uang, mereka akan mengutuk dan memukul Anda. Kim Hieora juga merupakan bagian dari Big Sangji,” kata alumni SMA Putri Sangji berinisial B.
Dalam hal ini, B menjelaskan bahwa bukti Kim Hieora sebagai kepala pengganggu bisa ditemukan melalui tangkapan layar dari isi pesannya. (B memberikan bukti isi pesan dari Kim Hieora).
3. Rincian isi pesan Kim Hieora yang bernada makian
- 1 Desember 2003 – Punk ini lol, mencoba macam-macam dengan kami tapi tidak pernah sampai pada akhirnya haha -_- Sering-seringlah datang, punk lol
- 7 Maret 2004 – Itu yang saya katakan! haha [dihapus] haha tidak bisa pergi ke gereja. . Aku mencintaimu haha, kamu cantik! Jika saya berbohong, saya akan masuk neraka. Unnie cantik ini akan pergi karaoke bersamamu! Maukah kamu membawakan uangnya? Sampai jumpa. [Dihapus] sebenarnya cukup cantik.
- 6 Juli 2004 – [dihapus] >.< selamat bersenang-senang! Jangan hanya berpromosi di luar sana. Wajah [dihapus] seperti zombie
- 13 Agustus 2004 – Oh……. [dihapus]….. kenapa kamu menangis — sepertinya mereka membenci orang haha. Apakah ini lelucon haha. Mereka akan mati jika saya melihatnya.
- 17 Agustus 2004 – Oh haha. [dihapus] akan bagus! Hai! Anda! Siapa! Pada hari 2-2 (hari dimana pasangan merayakan hari ke-22 bersama) menggunakan alasan uang asing untuk tidak bertemu? [dihapus] sangat marah sehingga dia menenggak dua botol alkohol!!
4. Kim Hieora ngaku Big Sangji dan membantah beberapa klaim informan
Perlu dicatat! Dalam laporan Dispatch Kim Hieora secara pribadi mengakui bahwa dia adalah bagian dari Big Sangji, namun membantah beberapa poin yang dibuat oleh para informan.
“Ya. Saya bukanlah siswa teladan ketika saya masih di sekolah menengah. Aku memang main-main. Tapi Big Sangji bukanlah sekelompok pengganggu. Pada saat itu, memiliki komunitas online dengan teman-teman Anda adalah hal yang populer. Big Sangji adalah nama komunitas online. Itu bukan tempat rahasia yang hanya diperuntukkan bagi para pengganggu,” kata Kim Hieora dalam laporan Dispatch.
Mantan siswa “C” lainnya membantah pernyataan Kim Hieora, dengan mengklaim bahwa siapa pun dapat mendaftar untuk bergabung, tetapi tidak semua orang benar-benar diterima di grup mereka. Komunitas online hanya diperuntukkan bagi para penindas.
“Tiba-tiba mereka meminta uang kepada kami. Dengan uang itu, mereka pergi membeli rokok, alkohol, dan pergi karaoke. Mereka akan membeli hadiah untuk pacarnya menggunakan uang itu. Jika Anda tidak memberikannya kepada mereka, mereka akan terus mengganggu Anda, “ ucap C.
5. Kim Hieora lagi-lagi membantah
Kim Hieora pun menanggapi klaim C. Dia mengaku berkumpul dengan rekan gengnya, Big Sangji. Dia juga mengaku bahwa dia sempat dipukul oleh siswa lain namun tak pernah membalasnya.
“Siswa kelas 9 tiba-tiba meminta 100.000 won dari kami. Kami tidak punya waktu, jadi kami mengumpulkan 50.000 won dari kami siswa kelas 8 dan 50.000 won dari siswa kelas 7. Saya akui saya adalah penonton dari hal-hal ini, dan saya minta maaf,” kata Kim Hieora.
“Namun saya tidak ikut serta dalam pelecehan verbal atau penyerangan. Kenapa namaku muncul di sini? Apakah aku di sampingmu saat itu? Apakah aku melewatimu? Saya tidak pernah memimpin dalam hal ini. Yang di-bully adalah siswa yang lebih muda. Memikirkan kembali hal itu, adalah kesalahan besar bagiku untuk menjadi pengamat,” lanjut Kim Hieora.
6. Jadi pencuri dan meminta siswa lain untuk ikut mencuri
Saat itu semester pertama tahun 2004. Kim Hieora duduk di kelas 9 dan siswa “X” yang terlibat dalam pencurian barang-barang pribadi berada di kelas 8. Saat itu, bisnis ayah Kim Hieora gagal dan membuat keluarganya bangkrut. Dia bekerja keras untuk mendapatkan uang saku, bekerja di toko makanan cepat saji Korea.
Kim Hieora memberi tahu dua siswa tentang situasi ini, “X” dan “Y”. “X” dan “Y” terkenal di Sekolah Menengah Putri Sangji, dan persahabatan ini memainkan peran penting dalam pencurian tersebut. Dispatch dapat berbicara dengan “X” mengenai insiden pencurian tersebut.
“Saya bertanya kepada Kim Hieora mengapa dia bekerja paruh waktu. Dia mengatakan keluarganya bangkrut dan berada dalam kesulitan keuangan. Aku ingin membantunya jadi… Aku mencuri barang-barangku sendiri. Aku ingin terlihat baik di hadapannya,” Mantan Siswa X.
X juga menulis dalam surat permintaan maaf dan refleksi bahwa mereka mencuri sesuatu untuk membantu Kim Hieora secara finansial. Namun gurunya tidak mempercayainya, dan menghukum “X” dan Kim Hieora. Pernyataannya kini bertentangan langsung dengan pernyataannya saat kejadian terjadi 20 tahun lalu.
“Kim Hieora mampu mengingat dengan jelas kejadian tersebut dan menjelaskan apa yang terjadi pada Dispatch. Dia adalah seorang teman yang sering mengikutiku. Saya pikir dia mendengar situasi keluarga saya dan mencoba membantu saya. Aku tidak menyuruhnya melakukan itu, tapi tidak ada yang percaya padaku,” bantah Kim Hieora.
Baik “X” dan Kim Hieora diberikan pelayanan masyarakat sebagai hukuman. Mereka dikirim ke tempat terpisah selama dua minggu untuk refleksi.
“Saya kaget saat melakukan pengabdian masyarakat. Bagaimana saya hidup sehingga tidak ada yang mempercayai saya… Saya menyadari bahwa saya hidup tanpa menanamkan kepercayaan pada orang lain,” lanjut Kim Hieora.
Setelah itu, Kim Hieora ingin bekerja untuk meningkatkan dirinya. Dia belajar keras di semester kedua kelas 9, dengan tujuan mempelajari humaniora di sekolah menengah. Dia akhirnya bersekolah di Bukwon Girls’ High School sementara “X” akhirnya pindah ke daerah lain, namun rumor dan label sebagai pencuri terus mengikuti “X” kemanapun dia pergi.
“Saya menjalani hidup saya dan bekerja keras untuk menjadi orang yang lebih baik. Tapi ada orang lain yang hidup dalam kesakitan. Hatiku hancur memikirkan mereka,” tegas Kim Hieora.
7. Klaim informan lain
Salah satu informan mengenai Kim Hieora mengaku dia menyuruhnya untuk membeli rokok. Informan lain menyatakan Kim Hieora akan mengambil uang darinya untuk pergi ke karaoke. Namun klaim Kim Hieora berbeda.
“Saya tidak pernah secara langsung berpartisipasi dalam intimidasi. Ya, saat itu ada hukuman fisik. Saya dipanggil ke kantor guru dan dipukul. Ketika aku ditanya siapa yang membuatmu melakukan itu, aku bahkan lebih dimarahi karena bertanya bagaimana seseorang bisa bertanya kepada senior kelasnya tentang hal itu. Saya juga tidak pernah merokok. Sebenarnya, aku sudah mencoba membuat imageku terlihat kuat. Tapi tubuh saya tidak menerima rokok. Lagipula, pacarku waktu itu benci cewek yang merokok,” kata Kim Hieora yang membela diri.
“Saya suka bernyanyi di karaoke. Saya sering pergi ke karaoke. Ada saatnya teman saya membayarnya. Saya tidak ingat bagaimana kami mendapatkan uang itu. Namun, saya tidak pernah mengambil uang dari orang lain untuk biayanya,” papar Kim Hieora.
Saat Kim Hieora muncul di The Glory, beberapa anggota Big Sangji yang masih berhubungan membicarakan tentang citra Kim Hieora di acara tersebut. Isi pesan mereka dibongkar oleh Dispatch.
- Siswa 1: Apakah dia belajar mengutuk dengan menonton film Ryu Seung Beom?
- Siswa 2: Apa haha, dia sama seperti saat dia masih SMP
- Siswa 3: Apakah masuk akal jika Kim Hieora adalah seorang aktris?
- Siswa 4: Akhir-akhir ini, kekerasan di sekolah menjadi hal yang serius
- Siswa 5: Kim Hieora menemukan karakter hidupnya haha
- Siswa 6: Itu hanya bertingkah seperti di kehidupan nyata
- Siswa 7: Wajah dan cara bicaranya sama.
Liputan Dispatch tentang masa lalu Kim Hieora berakhir pada Juni 2023. Kim Hieora khawatir hal ini akan memengaruhi Uncanny Counter 2 karena sedang bersiap untuk ditayangkan. Itu sebabnya Dispatch menunggu hingga siaran terakhir untuk membagikan laporan mereka.