Pada 17 Oktober, Wonyoung IVE muncul sebagai model cover majalah Harper’s BAZAAR untuk edisi bulan November. Pemotretan Wonyoung IVE itu dilakukan di pagi hari di Paris. Setelah pemotretan, Wonyoung melakukan wawancara dengan membahas tentang penilaian orang lain tentang dirinya.
Wonyoung IVE tampil cantik saat mengenakan gaun pita hitam di depan air mancur. Dia juga menampilkan kesan yang lebih atmosferik karena ada pemandangan hujan musim gugur. Rambut dan riasannya saat pemotretan juga terlihat sederhana, berbeda 180 derajat dari citranya yang ditampilkan di lagu comeback IVE, Baddie.
Ngaku gak pernah terusik dengan pandangan netizen
Saat melakukan wawancara, Wonyoung mengungkapkan perubahan terbesar dari dirinya sejak pertama kali bertemu dengan Harper’s BAZAAR di usia 18 tahun. Mengenai pertanyaan itu, Wonyoung tak pernah memikirkan perubahan seperti apa yang dialami karena sibuk mengejar apa yang ingin dicapainya.
”Saya masih memiliki banyak hal yang harus dilakukan dan belum bisa mempercayainya. Saya sibuk dengan hal-hal yang ingin saya capai dan pada titik tertentu, orang mulai menyebut saya dewasa. Namun, secara mengejutkan Wonyoung saat ini tidak ada bedanya dengan gadis (waktu usia 18 tahun) saat itu,” ucap Wonyoung IVE dilansir dari Harper’s BAZAAR.
Ketika ditanya tentang gambaran masa jayanya dan pada titik mana hal itu akan membuatnya merasa puas, Wonyoung IVE berkata, “Saya rasa aku akan menggambar lagi ketika saya mencapai titik itu (menunjukkan belum ada rasa puas dengan pencapaiannya saat ini). Saya yakin masih ada hari-hari lagi yang menungguku.”
Terakhir, Wonyoung IVE juga membahas tentang pandangan orang tentang dirinya. Sebelumnya, Wonyoung di era IVE sangat berbeda saat dia menjadi anggota IZ*ONE. Saat bergabung sebagai anggota IVE, Wonyoung menampilkan citra yang centil, cantik, lembut, dan banyak aegyo. Di balik citra yang sering ditampilkannya itu, dia selalu mendapat hujatan dan kritik dari netizen.
Ternyata, Wonyoung IVE tak pernah terusik dengan penilaian dan pandangan orang lain tentang dirinya. Dia tidak terusik karena memiliki orang baik di dekatnya.
”Saya tidak benar-benar ingin mendefinisikan pendapat yang beragam tengang bagaimana orang lain memandang saya. Itu karena aku dan orang-orang disekitarku paling mengetahui jati diriku yang sebenarnya. Itu yang penting bagi saya,” tutupnya.