SBS membuat laporan khusus tentang perselisihan FIFTY FIFTY, Attrakt, dan The Givers. Laporan itu dimuat dalam program acara Unanswered Questions. Sayangnya, laporan hingga informan SBS itu dinilai sangat mengerikan karena secara transparan mendukung FIFTY FIFTY dan hanya mengulangi berita yang sudah diketahui publik selama ini.
Dispatch dan YouTuber Lee Jin Ho bahkan mengungkap apa yang salah dalam laporan SBS dalam program Unaswered Questions. Ternyata, laporannya banyak yang bias dan hanya mengarah dukungan kepada FIFTY FIFTY
Soal makanan dari orang tua yang dibuang
Dalam laporan SBS, mereka melaporkan bahwa makanan yang dikirim orang tua FIFTY FIFTY dibuang oleh Attrakt. Tak hanya sekadar diminta dibuang ke tempat sampah, SBS juga melaporkan ada banyak hinaan dan cacian dengan kata kasar yang selalu dituturkan oleh Attrakt kepada anggota FIFTY FIFTY.
Tak lama setelah laporan SBS itu dikritik dan dinilai mengerikan, Dispatch merilis laporan dengan versi mereka. Dispatch melaporkan bahwa orang yang membuang makanan itu adalah pihak The Givers. Hanya saja, lokasinya berada di perusahaan Attrakt di Gangnam.
Soal tuduhan informan SBS CEO Jeon Hong Joon (Attrakt) tak pernah hadir dalam evaluasi bulanan FIFTY FIFTY
Tak hanya Dispatch, YouTuber Lee Jin Ho juga buka suara soal tuduhan informan SBS yang menyebutkan CO Jeon Hong Joon tak pernah hadir dalam evaluasi bulanan. Informan bahkan menyebutkan bahwa CEO Jeon Hong Joon tak pernah memedulikan FIFTY FIFTY dan menuduh hanya membutuhkan uang saja.
“(CEO Jeon Hong Joon) tidak pernah datang ke evaluasi bulanan. Karena lagunya berhasil, dia sepertinya mengharapkan uuang saja,” kata informan SBS dalam acara Unanswered Questions.
“FIFTY FIFTY tidak melakukan kesalahan apa pun. Mereka hanya tahu menari dan menyanyi,” lanjut informan yang mengklaim FIFTY FIFTY sebagai korban.
YouTuber Lee Jin Ho melaporkan bahwa CEO Jeon Hong Joon tak pernah melewatkan evaluasi bulanan FIFTY FIFTY. Videonya dibarengi dengan pernyataan CEO Jeon Hong Joon.
Ia menambahkan kalimat bermakna, “Data tidak berbohong.”
Dalam laporan lainnya melalui Sports Seoul, CEO Jeon Hong Joon juga menegaskan bahwa dia tak pernah melewatkan evaluasi FIFTY FIFTY.
“Saya tidak pernah melewatkan evaluasi bulanan FIFTY FIFTY. Evaluasi bulanan tidak dapat dilakukan tanpa saya. Bahkan jika saya terlambat karena macet, saya memastikan untuk berpartisipasi setelah itu. Begitulah cara saya memilih anggota yang meningkatkan keterampilan mereka dan membiarkan mereka debut,” jelas CEO Jeon Hong Joon.
Laporan SBS dinilai bias
Melansir dari Star News, penonton Korea telah melayangkan keluhan terhadap laporan SBS soal konflik FIFTY FIFTY, Attrakt, dan The Givers. Pada 21 Agustus pukul 09.30 ada 115 pengaduan soal laporan SBS yang tidak valid dan hanya condong kepada FIFTY FIFTY.
Terutama, “Unanswered Questions juga dikritik karena sikap bias mereka terhadap FIFTY FIFTY saat mereka mengakhiri siaran dengan menyoroti emosi para anggota melalui surat tanpa verifikasi objektif.
Ada 16 kasus yang dihilangkan SBS demi mendukung FIFTY FIFTY
Saat ini, netizen Korea di komunitas online ikut mengulik fakta yang dihilangkan oleh laporan SBS. Sejauh ini ada terdapat 16 kasus yang hilang padahal itu sudah dimuat oleh media sejak konflik muncul ke publik.
SBS dinilai mengulangi apa yang telah diliput oleh berbagai media dan bahkan menghilangkan aspek-aspek penting, seperti aplikasi untuk merek dagang, pemalsuan latar belakang pendidikan dan karier CEO The Givers Ahn Sung Il, perawatan gigi, dan lainnya. Terhitung ada 16 item yang tidak tercakup dalam laporan SBS.
FIFTY FIFTY hingga akhir melawan Attrakt
Sebelumnya, FIFTY FIFTY melaporkan CEO Attrakt atas dugaan penggelapan. FIFTY FIFTY mengklaim bahwa Attrakt menggunakan ang dari distributor album mereka dengan pengeluaran yang tidak diketahui.
“Terungkap bahwa CEO Jeon Hong Joon menggunakan uang muka yang awalnya diterima Star Crew Entertainment dari distributor album mereka untuk pengeluaran yang tidak diketahui, kemudian secara nominal memasukkannya ke dalam biaya investasi girl group, yang berarti bahwa ATTRAKT menanggung kewajiban keuangan dari pembayaran uang muka tersebut, dan Pendapatan musik dan album digital FIFTY FIFTY digunakan untuk melunasi hutang ini,” FIFTY FIFTY melalui firma hukumnya dilansir dari Entertain Naver.
“Hingga saat ini, agensi secara konsisten menghindari tanggung jawab dengan meremehkan permintaan FIFTY FIFTY untuk disposisi sementara, sebagai keluhan tentang pembayaran pendapatan mereka. Namun, (keluhan) anggota FIFTY FIFTY tentang ‘keterlambatan agensi dalam memberikan pernyataan tentang pendapatan mereka, pendapatan yang hilang, dan pelanggaran kewajiban penyelesaian mereka’ lebih dari sekadar keluhan,” kata sang kuasa hukum.
“Oleh karena itu, selama CEO Jong Hong Joon, yang telah melakukan pelanggaran kepercayaan melalui penggelapan dan kesalahan dalam akuntansi keuangan, tetap bertanggung jawab atas ATTRAKT, mereka tidak dapat lagi mempertahankan kontrak eksklusif dengan agensi mereka, ATTRAKT,” pungkas firma hukum member FIFTY FIFTY.