Gila! Akun Feminis yang Mengungkap NTH Room Dihapus, Terdapat 220 Ribu Pria Korea Menyerang Mahasiswi Hingga Pelajar Perempuan

Kasus NTH Room Korea

Baru-baru ini, Korea Selatan kembali heboh kasus NTH Room. Kasus terbaru ini kini menggunakan grup Telegram yang berisi sebanyak 220.000 pria. Dalam grup Telegram itu, data-data korban, mulai dari nama, asal kampus dan sekolah hingga tempat tinggal diedarkan secara ilegal. Dilaporkan telah ada kelompok feminisme yang mengatasi hal tersebut, namun kini terkendala mengungkap hasil investigas karena akun media sosial mereka diblokir.

Dilaporkan juga bahwa pelaku dari NTH Room itu tidak hanya menggunakan Telegram, tapi juga X (Twitter). Twitter yang saat ini banyak mengijinkan video-video tak senonoh beredar dari seluruh negara.

Fatalnya, korban-korban NTH Room ini adalah mahasiswi dan juga pelajar perempuan di tingkat SMP dan SMA. Selain menyebarkan foto dan video, pelaku juga membuat konten deepfake dari mahasiswi setiap universitas hingga tingkat jurusan. Beberapa percakapan mereka telah berhasil bocor. Identitas korban benar-benar diungkap dalam grup obrolan ilegal tersebut.

@lapakkorea.com

Baru-baru ini, Korea Selatan kembali heboh kasus NTH Room. Kasus terbaru ini kini menggunakan grup Telegram yang berisi sebanyak 220.000 pria. Dalam grup Telegram itu, data-data korban, mulai dari nama, asal kampus dan sekolah hingga tempat tinggal diedarkan secara ilegal. Dilaporkan telah ada kelompok feminisme yang mengatasi hal tersebut, namun kini terkendala mengungkap hasil investigas karena akun media sosial mereka diblokir. Dilaporkan juga bahwa pelaku dari NTH Room itu tidak hanya menggunakan Telegram, tapi juga X (Twitter). Twitter yang saat ini banyak mengijinkan video-video tak senonoh beredar dari seluruh negara. Fatalnya, korban-korban NTH Room ini adalah mahasiswi dan juga pelajar perempuan di tingkat SMP dan SMA. Selain menyebarkan foto dan video, pelaku juga membuat konten deepfake dari mahasiswi setiap universitas hingga tingkat jurusan. Beberapa percakapan mereka telah berhasil bocor. Identitas korban benar-benar diungkap dalam grup obrolan ilegal tersebut. Guilty Archive/Queenarchive1, akun Twitter feminis Korea yang baru-baru ini mengungkap kejahatan NTH Room, malah mendapat serangan balik. Akun-akun mereka telah ditangguhkan setelah membeberkan kejahatan pria Korea dalam ruang obrolan Telegram dan Twitter. “Ada begitu banyak room di Daegu sehingga mereka membuat “Room Season 4” hanya untuk Daegu itu sendiri. Pelaku memasuki ruangan tersebut dengan mengirim 10 foto korban dan membuat video DF(deep fake) yang menyebalkan,” ungkap Guilty Archive yang kini akun Twitter-nya ditangguhkan. Para pelaku bahkan mendekati korban dan menanyakan apakah mereka adalah orang-orang yang ditampilkan dalam video tersebut. Mereka akan mengancam korban menggunakan video tersebut. Kasus ini benar-benar mirip dengan strategi yang digunakan oleh penjahat NTH Room yang sempat ditangkap polisi. Dilaporkan room yang beranggotakan 1932 orang hanya untuk mempermalukan korban. Subkategori untuk ruangan itu adalah sepupu, ibu-ibu, kenalan, dan saudara perempuan. Reaksi Knetz: “Gila,” “Jadi, perempuan dibiarkan tersiksa, sedangkan pria dibebaskan begitu saja,” “Oh waa, jadi Twitter membiarkan video-video porno beredar bebas di platformnya, tetapi apakah akun-akun seperti itu akan dihapus dari platform?” “Negara kita harus dihancurkan,” “Namun, mereka membiarkan sekte-sekte bebas berkeliaran,” “Dan mereka membiarkan bajingan DF berkeliaran bebas, Korea yang menakjubkan” #nthroom #telegram

♬ Criminals – F.O.O.L

Guilty Archive/Queenarchive1, akun Twitter feminis Korea yang baru-baru ini mengungkap kejahatan NTH Room, malah mendapat serangan balik. Akun-akun mereka telah ditangguhkan setelah membeberkan kejahatan pria Korea dalam ruang obrolan Telegram dan Twitter.

“Ada begitu banyak room di Daegu sehingga mereka membuat “Room Season 4” hanya untuk Daegu itu sendiri. Pelaku memasuki ruangan tersebut dengan mengirim 10 foto korban dan membuat video DF(deep fake) yang menyebalkan,” ungkap Guilty Archive yang kini akun Twitter-nya ditangguhkan.

Para pelaku bahkan mendekati korban dan menanyakan apakah mereka adalah orang-orang yang ditampilkan dalam video tersebut. Mereka akan mengancam korban menggunakan video tersebut. Kasus ini benar-benar mirip dengan strategi yang digunakan oleh penjahat NTH Room yang sempat ditangkap polisi. Dilaporkan room yang beranggotakan 1932 orang hanya untuk mempermalukan korban. Subkategori untuk ruangan itu adalah sepupu, ibu-ibu, kenalan, dan saudara perempuan.

Reaksi Knetz:

“Gila,”

“Jadi, perempuan dibiarkan tersiksa, pria dibebaskan begitu saja,”

“Oh waa, jadi Twitter membiarkan video-video porno beredar bebas di platformnya, tetapi apakah akun-akun seperti itu akan dihapus dari platform?”

“Negara kita harus dihancurkan,”

“Namun, mereka membiarkan sekte-sekte bebas berkeliaran,”

“Dan mereka membiarkan bajingan DF berkeliaran bebas, Korea yang menakjubkan”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *