Media Korea Soroti Kampanye Capres/Cawapres Indonesia, Knetz: Ayo Pak.. Segera Debut

Pemilu 2024

Media Korea Kyunghyang Shinmun, ikut menyoroti metode kampanye ketiga paslon Presiden/Wakil Presiden Indonesia. Dalam laporannya, media Korea tersebut menyebutkan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Kyunghyang Shinmu juga menuliskan bahwa 80% masyarakat Indonesia setuju jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan jabatannya, sayangnya dihambat dengan aturan ada batasan untuk jabatan Presiden.

Kyunghyang Shinmu juga tertarik soal anak Joko Widodo, Gibran, menjadi wakil Prabowo Subianto. Media Korea tersebut secara detail menjelaskan ketiga paslon.

Anis Baswedan

Kyunghyang Shinmu menuliskan bahwa Anis Baswedan adalah seorang sarjana dan pernah menjabat sebagai Gubernur Jakarta. Dia satu-satunya kandidat yang tak setuju melanjutkan proyek pembangunan IKN/Proyek Nusantara yang tengah dikerkajan oleh Pemerintahan Joko Widodo.

Meski menolak melanjutkan pembangunan IKN, Anis Baswedaan menyebutkan dalam programnya bahwa harus ada kesetaraan dan pembangunan yang adil. (Lalu apakah tidak melanjutkan IKN, pembangunan di Indonesia akan merata? Bukankan tetap  Jawa Sentris?)

Prabowo & Gibran

Untuk Prabowo, media tersebut menuliskan bahwa Prabowo adalah mantan Panglima Pasukan Khusus dan menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Prabowo berjanji akan mewarisi kebijakan Presiden Joko Widodo.

Kyunghyang Shinmu juga menuliskan tentang Prabowo yang kalah melawan Jokowi pada 2014 dan 2019 silam. Media tersebut juga menyoroti ‘isu’ masa lalu Prabowo yang sejak dulu beredar bukti bahwa dia tidak bersalah.

Kyunghyang Shinmu juga menuliskan bagaimana Prabowo membantah tuduhan itu dan tidak pernah dituntut secara pidana. Kandidat Prabowo fokus menampilkan citra lembut dan ramah selama kampanye.

Selanjutnya, Gibran, satu-satunya calon wakil Presiden yang banyak disoroti media Korea. Alasannya, ya karena dia anak Presiden Joko Widodo.

Dalam laporannya, Gibran seharusnya tidak bisa mencalondkan diri karena usia yang masih di bawah 40 tahun dan dia adalah anak Presiden Joko Widodo. Namun, Mahkamah Konstitusi Indonesia mengijinkan pengecualian bagi ‘kandidat yang telah memenangkan pemilu seperti pemilu lokal dan umu’, sehingga membuka jalan bagi Gibran, yang menjabat sebagai wali Kota Surakarta saat ini.

Media tersebut juga menyoroti soal kritik beberapa warga Indonesia yang meloloskan Gibran menjadi calon Wakil Presiden. Disebutkan pula bahwa lolosnya Gibran sebagai calon Wakil Presiden karena saat itu di Mahkamah Konstitusi, ada suadara ipar Presiden Joko Widodo (Emang siapa guys?”

Ganjar Pranowo & Mahfud

Ganjar menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah dan memiliki pengalaman sebagai pelayanan publik yang luas. Ganjar terpilih Calon Presiden dari PDIP, partai yang mengusung Presiden Joko Widodo. Calon wakil Mahfud menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan saat ini.

Disebutkan pula, TikTok, menjadi salah satu alat kreatif untuk ketiga paslon berkampanye. (Dia gak tahu aja kalau di Indonesia Twitter/X lebih rame digunakan di Indonesia).

Media Korea tersebut uga menyoroti Prabowo yang aktif menggunakan TikTok untuk menghilangkan citra mantan jendral. Prabowo menampilkan gambar-gambar lucu, termasuk dirinya yang sedang menarik. Sedangkan Gibran, tipikal seperti generasi muda, memposting berbagai tarian dan mengikuti tren TikTok. Beberapa videonya telah ditonton lebih 20 juta kali

The Economist memberitakan, kandidat Anis juga mengungguli kandidat Ganjar dalam jajak pendapat baru-baru ini berkat promosi di TikTok dan X (sebelumnya Twitter). Media menganalisis bahwa pendukung kandidat Anis mengikuti metode promosi K-pop, memanggilnya dengan julukan Korea ‘Park An Nice’ dan mengirimkan ‘truk makanan’ ke situs tersebut, yang menarik perhatian di media sosial.

Isu penting lainnya dalam pemilihan presiden kali ini adalah apakah Presiden Joko Widodo akan berhasil membangun ‘dinasti politik’. Presiden Joko Widodo lebih condong ke arah Calon Prabowo, calon milik putranya, ketimbang Calon Ganjar, calon presiden dari PDIP yang mendukungnya. Sebagai presiden, ia belum secara terbuka mengungkapkan kandidat mana yang ia dukung, namun baru-baru ini mendapat kritik karena terang-terangan melakukan serangan demi mendukung putranya. (Isu dari mana ya?)

Salah satu contohnya, saat bepergian dengan mobil dinas, ia menjulurkan tangannya ke luar jendela ke arah warga dan melambaikan dua jarinya membentuk huruf ‘V’. Bagian ini mengingatkan pada ‘Simbol No. 2’ milik Kandidat Ghibran dan Kandidat Prabowo. Karena ia telah dikritik atas kemunduran demokrasi pada masa jabatannya, terdapat kekhawatiran bahwa jika ‘dinasti politik’ akhirnya terwujud, maka demokrasi Indonesia yang tergolong demokrasi muda akan semakin rentan.

Media Korea juga menyoroti hasil survei yang lebih banyak diraih oleh Prabowo-Gibran, yakni sebanyak 50,7%.

Media Korea sangat penasaran, apakah Prabowo dan Anis yang sebelumnya mencalonkan juga sebagai Presiden bisa debut tahun ini ??

Netizen Korea dalam kolom komentar banyak juga memberikan dukungan kepada Anis dan Prabowo karena berkampanye seperti gaya Kpop dan kreatif. Namun, postingan itu masih dikomentar 17 orang, artinya belum bisa menilai Knetz lebih condong ke paslon mana.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *